Rabu, Juli 21, 2010

SEJARAH SINGKAT SATUAN BATALYON INFANTERI 515/UGRA TAPA YUDHA

Gema Proklamasi 17 Agustus 1945 menggema diseluruh Tanah Air, kelihatan kesibukan para pemuda Indonesia dalam menyusun potensi nasional. Tanggal 22 Agustus 1945, pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan ketentuan tentang pembentukan Badan Keamanan Rakyat atau ( BKR ), kemudian pada tanggal 29 Agustus 1945, terbentuklah Badan Keamanan Rakyat, yang anggotanya terdiri atas : Peta, Keigun, Pemuda Pelajar dan Pemuda Pejuang dibawah pimpinan Letkol Soedarsono.
            Tanggal 5 Oktober 1945 BKR yang berkedudukan di Probolinggo berubah nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat atau ( TKR ). Selanjutnya TKR yang berkedudukan di Probolinggo berganti nama menjadi Yon 4/TKR Resimen II Divisi 8 kekuatan 4 Kompi, dipimpin oleh Komandan Batalyon Mayor H. Katamsi, sedangkan Letkol Soedarsono menjadi Komandan Resimen II.
            Demi mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dalam perkembangannya, TKR berubah menjadi Tentara Rakyat Indonesia atau ( TRI ). Akhirnya TRI pun berubah lagi namanya menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) sedangkan Komandan Batalyon 4 Mayor H. Katamsi diganti oleh Mayor Sunaryo.
            Tanggal 10 Oktober 1946 Batalyon 4 diubah namanya menjadi Batalyon 138/Macan Kumbang Divisi 8, dengan Komandan Batalyon Kapten Abdul Syarif.
            Dalam rangka mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Batalyon 138/Macan Kumbang mengirimkan Pasukan ke Front Trawas, Prigen, Surabaya, Wonocolo, Pagerwojo dan Prangsang Tombak untuk merebut kembali kota Surabaya yang telah diduduki Belanda.
             Situasi seluruh Tanah Air setelah Proklamasi Kemerdekaan belum tenang, sehingga Yon 138/Macan Kumbang selalu mengadakan taktik-taktik gerilya untuk mempertahankan kota Probolinggo secara mati matian dari serangan Belanda.
            Walaupun putra-putra Yon 138/Macan Kumbang, telah mengadakan perlawanan secara gigih dan mati-matian tetapi kota Probolinggo tidak dapat di pertahankan, dan jatuh ketangan Belanda pada tanggal 12 Juli 1947.                    
             Setelah kota Probolinggo jatuh ke tangan Belanda Yon 138/Macan Kumbang meninggalkan kota tersebut dengan tujuan untuk melanjutkan perjuangan dengan menggunakan taktik-taktik gerilya didaerah : Pelas, Sukopuro, Gending, Kraksan, Paiton dan Wonoasih sebagai basis gerakan.
             Semboyan 138/Macan Kumbang pada waktu itu adalah “ RAWE RAWE RANTAS, MALANG MALANG PUTUNG ” yang artinya “ PATAH TUMBUH HILANG BERGANTI “ serangan–serangan Yon 138/Macan Kumbang silih berganti datangnya, sehingga pasukan Belanda menjadi kacau balao, tetapi sebaliknya tidak sedikit putra-putra Yon 138/Macan Kumbang yang gugur sebagai kusuma bangsa demi mempertahankan keutuhan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, kemudian dimakamkan di Probolinggo         (sekarang menjadi TMP Probolinggo ).
             Bulan Pebruari 1948 gerilya-gerilya TNI menghancurkan kota Probolinggo, sehingga Yon 138/ Macan Kumbang dengan kebesaran jiwanya meninggalkan kota Probolinggo menuju Ampel Gading, Petung Ombo dan Malang dengan kekuatan Personel 1 Kompi dibawah Pimpinan Kapten Abdul Syarif.
             Tanggal 19 Desember 1948, Belanda melanggar perjanjian Renfile dengan cara mengadakan serangan besar-besaran didaerah-daerah penyangga yang di kenal dengan sebutan Stuten.
             Tangal 21 Desember 1948, dengan kekuatan yang ada Yon 138/Macan Kumbang dibawah pimpinan Kapten Abdul Syarif segera bergerak kembali dari daerah hijrahnya untuk menyusup ke kota Probolinggo guna mengadakan serangan balasan. Namun Yon 138/Macan Kumbang dinyatakan bubar. Kemudian di bentuklah KMB dibawah pimpinan Kapten Abdul Syarif melalui perjuangan diplomasi dan ditanda tangani Statment Roem Royen serta diterimanya perjanjian KMB atas perintah Komandan Brigade 4 Divisi 1 semua tenaga bersenjata yang berada di Probolinggo disusun menjadi 1 batalyon dengan kekuatan 4 Kompi.
             Tanggal 12 Desember 1949 diresmikan batalyon tersebut menjadi Batalyon 105/ Macan Kumbang dengan Komandan Batalyon Infanteri Kapten Abdul Syarif. Penyerahan kedaulatan terjadi pada tanggal 27 Desember 1949, bersama dengan itu Batalyon 105/Macan Kumbang diubah namanya menjadi Batalyon 134, dan akhirnya menjadi Batalyon 515 dimana HUT berpedoman pada akhir jadinya Yon 105, yaitu pada tanggal 12 Desember 1949. Adapun lambang Batalyon  “UGRA  TAPA YUDHA”, yang melambangkan “WASPADA DALAM PERTEMPURAN DAN BERANI  DALAM KEBENARAN”.                                                       
 Penugasan
 -           Tahun 1951 s/d 1952 penumpasan RMS di Maluku.
-           Tahun 1953 s/d 1954 penumpasan DI/TII di Sulawesi Selatan.
-           Tahun 1955 s/d 1956 penumpasan DI/TII di Sulawesi Selatan.
-           Tahun 1957 s/d 1958 penumpasan DI/TII di Sulawesi Selatan.
-           Tahun 1958 s/d 1959 penumpasan Permesta di Sulawesi Utara.
-           Tahun 1960 s/d 1961 penumpasan Permesta di Sulawesi Utara.
-           Tahun 1962 s/d 1963 operasi mandala Irian Jaya.
-           Tahun 1964 s/d 1965 operasi kilat DI/TII di Sulawesi Selatan.
-           Tahun  1965 penumpasan G 30 S/PKI di jawa Timur.
-           Tahun 1968 s/d 1969 operasi sadar/Papera di Sorong Irian Jaya.
-           Tahun 1972 s/d 1973 penumpasan PGRS Parako di Kalimantan Barat.
-           Tahun 1976 s/d 1977 penugasan Kotindo di Timur Tengah.
-           Tahun 1977 PAM pemilu di wilayah Dim/0821 Lumajang.
-           Tahun 1982 PAM pemilu di wilayah Dim/0821 Lumajang dan Dim/0825 Banyuwangi.
-           Tahun 1982 s/d 1983 penugasan di Timor-Timur.
-           Tahun 1985 s/d 1988 penugasan rotasi 3 tahun di Timor- Timur.
-           Tahun 1989 AMD di wilayah Pasuruan.
-           Tahun 1990 s/d 1991 penugasan di Timor-Timur.
-           Tahun 1991 AMD di wilayah Kabupaten Banyuwangi.
-           Tahun 1992 PAM pemilu di wilayah Kodam IX/Udayana.
-           Tahun 1992 penugasan PBB di Kamboja BP Yonif Linud 503 dalam Garuda XII – A Tahun 1992 mewakili Angkatan Darat dalam Lapgab ABRI II di Asembagus –Situbondo.
-           Tahun 1993 penugasan PBB ke Kamboja BP Yonif 411 dalam Garuda XII – C.
-           Tahun 1993 s/d 1994 penugasan di Timor-Timur.
-           Tahun 1995 melaksanakan Latma Safkar Indopura di Singapura.
-           Tahun 1996 s/d 1998 penugasan ke Irian Jaya.
-           Tahun 1998 PAM kerusuhan massa di Banyuwangi, Surabaya dan Bondowoso.
-           Tahun 1998 AMD manunggal LXI di Minahasa.
-           Tahun 1998 pengamanan sidang istimewa di Jakarta.
-           Tahun 1998 s/d 1999 penugasan di Timor-Timur.
-           Tahun 1998 s/d 1999 penugasan di Irian Jaya.
-           Tahun 1999 pengamanan daerah rawan Ambon.
-           Tahun 1999 pengamanan Pemilu di Sulawesi Tengah.
-           Tahun 1999 pengamanan Pemilu di Irian Jaya.
-           Tahun 1999 s/d 2000 BP tugas Yonif 509 dalam rangka operasi sadar rencong II dan III di Aceh.
-           Tahun 1999 pengamanan daerah rawan di Bali.
-           Tahun 1999 BP Yonif 509 dalam rangka Latma Safkar Indopura.
-           Tahun 2000 BP Yonif 514 penugasan ke Atambua.
-           Tahun 2000 s/d 2001 penugasan Rajawali di Irian Jaya.
-           Tanggal 6 Mei 2002 s/d 20 Mei 2003 melaksanakan PAM Obyek Vital di Timika – Irian Jaya.
-           Tahun 2003 s/d 2004 penugasan Babinsa tempur ke Rahwan Nanggroe Aceh Darussalam.
-           Tanggal 12 Juni 2004 s/d 20 September 2005 melaksanakan penugasan ke Rahwan Nanggroe Aceh Darussalam.
-           Tahun September 2006 s/d sekarang melaksanakan penugasan ke Rahwan Maluku/Maluku Utara.

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Komentarnya
Saran dan Kritik Anda Selalu Membuat Perbaikan Blog Ini

DHARAKA FC

Comment

 
Powered by Blogger